Terkait Keluh Kesah Nelayan Bakit, Prima Augusta Siap Bantu Nelayan Untuk Peroleh Keadilan Yang Terkontaminasi Oleh Aktifitas Tambang Ilegal Belembang dan Semulut
Bangka Barat, Marahtulis.Com || Sungguh pemandangan indah nan rupawan sebanyak ratusan aktivitas tambang ilegal ponton rajuk tower merambah Laut Belembang dan Semulut Kecamatan Parittiga Jebus, Kabupaten Bangka Barat. Hal ini berdasarkan rekaman video yang didapat oleh tim jejaring media Mentok dari salah satu nelayan Belembang (J), Senin (28/07/2025).
J mengatakan kepada awak media jika aktivitas tambang ilegal tersebut berlokasi di antara perbatasan antara Laut Semulut dan Laut Belembang, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat.
"Sudah ramai bang ponton rajuk ada sekitar 300 ponton sudah bekerja sekitar satu tahun, lokasinya ngasil bang . rata-rata satu kampel dan di perkirakan sehari semua ponton itu dapat 8 ton," kata J.
Ia juga menuturkan, kegiatan aktivitas penambangan ilegal yang menjadi pemicu utama keresahan para nelayan adalah dimana nelayan yang mayoritas pencari ikan dilaut merasa dirugikan serta tak menerima konvensasi sedikitpun dari hasil tambang tersebut.
"Kami nelayan Belembang tak dapat apa-apa, melaut tidak bisa sedangkan kami tak mendapat konvensasi sedikit pun,kami merasa sangat terganggu dan dirugikan adanya aktivitas tambang tersebut karena kami tak bisa melaut. Ruang tangkap nelayan sempit dikarenakan speed penambang lalu lalang baik siang maupun malam. Kayak mana kami mau melaut lagi pak kalau hasil tangkap kurang dan ruang tangkap sempit," tuturnya.
Ia juga menambahkan ada kompensasi bagi nelayan yang diambil oleh warga Semulut terhadap para penambang.
"Padahal kami tau ada kompensasi buat kami para nelayan dan itu yang urus atau ambil ke para penambang melalui Tobi serta Junai als Abut yang merupakan warga Semulut. Tapi nyata e dakde sedikitpun kami nelayan dari Belembang dan Semulut yang berjumlah 80 orang nelayan dapat kompensasi," tuturnya seakan geram atas perbuatan Junai dan Tobi yang mengatasnamakan Nelayan tuk mengambil jatah kompensasi bagi mereka nelayan.
"Harapan kami kepada penegak hukum di Bangka Barat agar menindaklanjuti aktivitas tambang ilegal di laut kami agar aktivitas para nelayan dapat kembali menangkap ikan," harapnya.
Sementara itu Ketua HNSI DPC Babar, Prima Augusta yang selama ini secara diam-diam memantau aktivitas nelayan Babar, geram dan mulai angkat bicara.
"Pesan bagi para nelayan dari HNSI Bangka Barat, apabila keinginan para nelayan tak terakomodirkan, HNSI Bangka Barat siap untuk mendampingi para nelayan setempat mencari keadilan," tegasnya kepada para nelayan Bangka Barat.
"Terkait keresahan puluhan nelayan bakit, HNSI Bangka Barat minta APH setempat maupun Polda Babel segera menindak tegas para pelaku tambang ilegal tersebut hengkang dari zona tangkap nelayan agar para nelayan dapat beraktivitas kembali seperti sedia kala," tandasnya penuh makna.
( musarofa melaporkan dari Bangka Barat)
Tidak ada komentar